SEKILAS INFO
  • 3 tahun yang lalu / Patungan Bantu Pembangunan Masjid Al-Jihad
WAKTU :

Mensyukuri Nikmat Allah

Terbit 3 Agustus 2021 | Oleh : admin | Kategori : Tasawuf
Mensyukuri Nikmat Allah

Ibnu Qoyyim Al Jauziyah dalam kitabnya, Madarijus Salikin (2/254), beliau berkata: “Hakikat syukur terhadap nikmat Allah adalah menampakkan pujian dengan lisan, kecintaan di hatinya, dan ketaatan pada anggota tubuhnya. Syukur dibangun di atas lima landasan utama: Ketundukan kepada Allah ‘Azza wa Jalla, kecintaan kepada-Nya, pengakuan terhadap nikmat-Nya, pujian kepada-Nya dan tidak menggunakannya dalam kemaksiatan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Inilah lima landasan syukur. Barangsiapa yang tidak melaksanakan salah satu dari tiga landasan tersebut, berarti satu landasan telah hilang darinya”.

Hamba yang bersyukur terhadap segala kenikmatan dari Allah merupakan wujud peribadahan kepada Allah Ta’ala. Ketika nikmat disyukuri, Allah Yang Maha Kuasa akan melipat gandakan nikmat dan menghindarkan hamba dari keburukan, Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

فاذكوني اذكركم و اشكرو لي ولا تكفرون

Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan jangan kamu mengingkari (ni’mat)Ku”. (QS. Al-Baqarah: 152).

Dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فاذكروا عالا ء الله لعلكم تفلحون

Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al-A’raf: 69).

Indahnya Syukur

Syukur adalah kata penuh makna sebagaimana perkataan Fudhail bin ‘Iyadh: “Hendaklah kalian selalu bersyukur atas segala nikmat” (Ihya Ulumuddin, IV:127).
Sebagian salaf pernah berkata: “Pagi hari kami diberi nikmat oleh Allah yang tidak terhingga, padahal kami banyak berbuat maksiat kepada-Nya. Kami tidak tahu terhadap nikmat yang mana kami bersyukur. Terhadap kebaikan yang dimudahkan atau terhadap kejelekan (dosa-dosa yang ditutupi)” (Adabud Dunya Wad Din, hal, 110).

Bersyukur pada Allah tidak hanya saat kondisi baik, namun pada kondisi buruk sekalipun harus tetap bersyukur karena Allah masih memberi kita nikmat kehidupan, memberi kita nikmat iman atau kesehatan sehingga bisa beribadah pada-Nya. Segala yang dialami hamba, baik untuk hamba itu sendiri, meskipun hawa nafsu kadang menggelincirkannya dari syukur kepada-Nya.
Dan yakinlah semua takdir Allah itu baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

Sungguh mempesona keadaan orang beriman. Seluruh urusannya baik dan tidak ada hal itu pada orang lain selain pada orang beriman. Yaitu jika jika mendapatkan suatu kesenangan dia bersyukur, maka itulah yang baik baginya. Jika ditimpa kesusahan dia bersabar, maka hal itulah yang baik baginya.” (HR. Muslim, no. 5318).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berdoa:

اللهم أعني على ذكرك و شكر ك و حسن عبادك

Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah yang baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud [985], Ahmad [4/338], An Nasa’i [3/502], dan Ibnu Huzaimah [724] dengan sanad shahih).

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla memasukkan kita kepada golongan hamba-Nya yang selalu bersyukur. Walliyut taufiq wal hidayah.

Sumber : Isruwanti Ummu Nashifa

SesudahnyaDahsyatnya Air Mata Tobat

Tausiyah Lainnya